Saturday 22 February 2014

Makanan Cepat Saji Dan Dampak Mengonsumsinya


Makanan cepat saji adalah makanan yang dapat disajikan dengan cepat. Saat ini makanan cepat saji semakin banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal itu disebabkan oleh semakin banyaknya penduduk berusia produktif di Indonesia yang memiliki banyak pekerjaan. Sehingga mereka memilih untuk tidak membuang waktu dalam segala aspek. Namun, ada beberapa dampak dari mengonsumsinya.

Pertama, makanan cepat saji adalah makanan yang mengandung kadar lemak yang cukup tinggi. Jika anda mengonsumsi makanan jenis ini terus menerus maka jangan heran jika beberapa lama setelahnya anda melihat timbangan dan melihat berat badan anda telah bertambah. Selain merusak penampilan, kadar lemak yang tinggi juga akan mengganggu sistem peredaran darah anda dengan cara lemak tersebut akan menyumbat pembuluh darah anda. Sehingga resiko anda dalam terkena penyakit kardiovaskuler menjadi lebih besar.

Kedua, makanan cepat saji akan dibuat dengan penampilan menarik dan porsi yang terlihat lebih besar dengan cara menyuntikkan bahan kimia. Hal ini juga akan memengaruhi kesehatan dengan menimbulkan penyakit-penyakit seperti kanker. Salah satu bahan kimia yang biasa disuntikkan pada fastfood adalah BHA ( Butylated Hydroxyanisole ). Zat ini adalah zat pengawet dan penstabil yang sangat berbahaya. Klasifikasi zat ini sebagai zat yang sangat berbahaya ( high hazard ) dilakukan oleh Environmental Working Group ( EWG ).

Environmental Working Group menambahkan bahwa sesedikit apapun kadarnya, dapat menyebabkan penyakit kanker bagi manusia. Hal itu disebabkan karena zat ini adalah salah satu dari sekian banyak zat karsinogen. Selain itu Environmental Working Group juga mengatakan bahwa zat ini juga bisa mengakibatkan kerusakan pada system metabolisme endokrin, system reproduksi, pertumbuhan tubuh, daya tahan tubuh, serta system syaraf pada tubuh manusia.

Kemudian ada zat berbahaya lain yang biasanya dapat ditemui dalam minuman-minuman dari fastfood semisal lemon tea, orange juice, dan lain-lain. Zat tersebut adalah aspartame yang biasanya digunakan sebagai pemanis buatan. Mungkin beberapa orang tidak akan menganggap zat ini berbahaya. Namun, riset ilmiah dapat membantah anggapan tersebut.


Melawan klaim yang mengatakan bahwa aspartame akan membantu mencegah diabetes, justru penelitian menunjukkan bahwa aspartame memiliki tingkat kemanisan yang berkali-kali lebih tinggi daripada gula. Hal tersebut akan merangsang hormon dopamine dalam tubuh kita yang akan menimbulkan rasa ketagihan. Sehingga kita akan terus meminum minuman yang mengandung aspartame tersebut. Alih-alih mencegah diabetes, justru aspartame akan membuat si pengonsumsi terkena obesitas dan beberapa penyakit lain yang di antaranya termasuk diabetes.

Melihat beberapa dampak negative yang ada, sepertinya kita harus selalu berhati-hati dalam memakan makanan cepat saji atau fastfood. Sebab jika tidak, resiko kita dalam terkena penyakit-penyakit seperti jantung koroner, stroke, diabetes, dan kanker akan semakin membesar.




0 comments:

Post a Comment